KASYF MA’NAWI SYEKH ABDUL QADIR AL JAILANI
Dialog Antara Syeikh Abdul Qodir Dengan Allah

SEBAGAI
PENGANTAR: SYEKH ABDUL QADIR JAILANI ADALAH SEORANG WALI ALLAH YANG
MEMILIKI KEISTIMEWAAN YAITU KEDEKATANNYA DENGAN SANG PENCIPTA. SAKING
DEKATNYA DIA DENGAN ALLAH SWT, MAKA DIA DIJULUKI PEMIMPIN PARA WALI
ALLAH YANG ADA DI MUKA BUMI INI. HIDUPNYA BERTABUR KEAJAIBAN SEJAK BAYI
HINGGA WAFAT. SEJARAH HIDUPNYA PENUH MIKJIZAT DAN KERAMAT. TIDAK
MENGHERANKAN IA DIAKUI SEBAGAI PEMIMPIN WALI KERAMAT DALAM SEJARAH
KEWALIAN. BAHKAN IBNU TAIMIYAH SENDIRI PERNAH MENYAKSIKAN BERBAGAI
FENOMENA MUKJIZAT DALAM DIRI SYEKH ABDUL QADIR AL JAILANI.
KENAPA
DIA DIBERI KAROMAH YANG BEGITU DAHSYAT? UNTUK MENGETAHUI KUNCINYA,
DISINI AKAN DIPAPARKAN KARYA SYEKH ABDUL QODIR JAILANI RISALAH AL
GHAUTSIYYAH. KARYA INI ADALAH SEBENTUK DIALOG BATINIAH ANTARA ALLAH SWT
(DIA) DAN SYEKH ABDUL QADIR AL JAILANI (AKU), YANG DITERIMA MELALUI
ILHAM QALBI DAN PENYINGKAPAN RUHANI (KASYF MA’NAWI).
Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi
Allah, Sang Penghapus Duka. Shalawat atas manusia terbaik, Muhammad SAW.
Berkatalah sang wali agung (Syekh Abdul Qadir Al Jailani), kepada ALLAH
SWT.
Allah SWT Berkata : “Wahai wali agung!”
Aku menjawab : “Aku mendengar panggilan-Mu, Wahai Tuhannya si wali.”
Aku menjawab : “Aku mendengar panggilan-Mu, Wahai Tuhannya si wali.”
Dia
Berkata : “Setiap tahapan antara alam Naasut (ALAM MANUSIA) dan alam
Malakut adalah syariat; setiap tahapan antara alam Malakut dan Jabarut
adalah tarekat; dan setiap tahapan antara alam Jabarut dan alam Lahut
adalah hakikat.”
Lalu
Dia berkata kepadaku : “Wahai wali agung ! Aku tidak pernah mewujudkan
Diri-Ku dalam sesuatu sebagaimana perwujudanKu dalam diri manusia.”
Lalu
aku bertanya : “Wahai Tuhanku, apakah Engkau memiliki tempat ?”, Maka
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Akulah Pencipta tempat, dan
Aku tidak memiliki tempat.”
Lalu
aku bertanya : “Wahai Tuhanku, apakah Engkau makan dan minum ?”, Maka
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, makanan dan minuman kaum fakir
adalah makanan dan minuman-Ku.”
Lalu
aku berkata : “Wahai Tuhanku, dari apa Engkau ciptakan malaikat ?”. Dia
Berkata kepadaku : “Aku Ciptakan malaikat dari cahaya manusia, dan Aku
Ciptakan manusia dari cahaya-Ku.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Aku Jadikan manusia sebagai
kendaraan-Ku, dan Aku jadikan seluruh isi alam sebagai kendaraan
baginya.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, betapa indahnya Aku sebagai
Pencari ! Betapa indahnya manusia sebagai yang dicari ! Betapa indahnya
manusia sebagai pengendara, dan betapa indahnya alam sebagai kendaraan
baginya.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, manusia adalah rahasia-Ku dan
Aku adalah Rahasianya. Jika manusia menyadari kedudukannya di sisi-Ku,
maka ia akan berucap pada setiap hembusan nafasnya, ‘milik siapakah
kekuasaan pada hari ini ?’.
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, tidaklah manusia makan
sesuatu, atau minum sesuatu, dan tidaklah ia berdiri atau duduk,
berbicara atau diam, tidak pula ia melakukan suatu perbuatan, menuju
sesuatu atau menjauhi sesuatu, kecuali Aku Ada [Berperan] di situ,
Bersemayam dalam dirinya dan Menggerakkannya.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, tubuh manusia, jiwanya,
hatinya, ruhnya, pendengarannya, penglihatannya, tangannya, kakinya, dan
lidahnya, semua itu Aku Persembahkan kepadanya oleh Diri-Ku, untuk
Diri-Ku. Dia tak lain adalah Aku, dan Aku Bukanlah selain dia.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, jika engkau melihat seseorang
terbakai oleh api kefakiran dan hancur karena banyaknya kebutuhan, maka
dekatilah ia, karena tidak ada penghalang antara Diri-Ku dan dirinya.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, janganlah engkau makan
sesuatu atau minum sesuatu dan janganlah engkau tidur, kecuali dengan
kehadiran hati yang sadar dan mata yang awas.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, barangsiapa terhalang dari
perjalanan-Ku di dalam batin, maka ia akan diuji dengan perjalanan
lahir, dan ia tidak akan semakin dekat dari-Ku melainkan justru semakin
menjauh dalam perjalanan batin.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, kemanunggalan ruhani
merupakan keadaan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Siapa
yang percaya dengannya sebelum mengalaminya sendiri, maka ia telah
kafir. Dan barang siapa menginginkan ibadah setelah mencapai keadaan
wushul, maka ia telah menyekutukan Allah SWT.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, barangsiapa memperoleh
kebahagiaan azali, maka selamat atasnya, dia tidak akan terhina
selamanya. Dan barang siapa memperoleh kesengsaraan azali, maka celaka
baginya, dia tidak akan diterima sama sekali setelah itu.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Aku Jadikan kefakiran dan
kebutuhan sebagai kendaraan manusia. Barangsiapa menaikinya, maka ia
telah sampai di tempatnya sebelum menyeberangi gurun dan lembah.”
Lalu
Dia Berkatak kepadaku : “Wahai wali agung, bila manusia mengetahui apa
yang terjadi setelah kematian, tentu ia tidak menginginkan hidup di
dunia ini. Dan ia akan berkata di setiap saat dan kesempatan, ‘Tuhan,
matikan aku !’.
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, semua makhluk pada hari
kiamat akan dihadapkan kepadaKu dalam keadaan tuli, bisu dan buta, lalu
merasa rugi dan menangis. Demikian pula di dalam kubur.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, cinta merupakan tirai yang
membatasi antara sang pencinta dan yang dicintai. Bila sang pencinta
telah padam dari cintanya, berarti ia telah sampai kepada Sang Kekasih.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Aku Melihat Ruh-ruh menunggu
di dalam jasad-jasad mereka setelah ucapanNya, ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu
?’ sampai hari kiamat.”
Lalu
sang wali berkata : “Aku melihat Tuhan Yang Maha Agung dan Dia Berkata
kepadaku : “Wahai wali agung, barangsiapa bertanya kepadaKu tentang
melihat setelah mengetahui, berrti ia terhalang dari pengetahuan tentang
melihat. Barangsiapa mengira bahwa melihat tidak sama dengan
mengetahui, maka berarti ia telah terperdaya oleh melihat Allah SWT.’
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, orang fakir dalam
pandangan-Ku bukanlah orang yang tidak memiliki apa-apa, melainkan orang
fakir adalah ia yang memegang kendali atas segala sesuatu. Bila ia
berkata kepada sesuatu, ‘jadilah !’ maka terjadilah ia.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Tak ada persahabatan dan kenikmatan di dalam
surga setelah kemunculan-Ku di sana, dan tak ada kesendirian dan
kebakaran di dalam neraka setelah sapaan-Ku kepada para penghuninya.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Aku Yang Paling Mulia di
antara semua yang mulia, dan Aku Yang Paling Penyayang di antara semua
penyayang.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, tidurlah di sisi-Ku tidak
seperti tidurnya orang-orang awam, maka engkau akan melihatKu.” Terhadap
hal ini aku bertanya : “Wahai Tuhanku, bagaimana aku tidur disisi-Mu
?”. Dia Berkata : “Dengan menjauhkan jasmani dari kesenangan, menjauhkan
nafsu dari syahwat, menjauhkan hati dari pikiran dan perasaan buruk,
dan menjauhkan ruh dari pandangan yang melalaikan, lalu meleburkan
dzatmu di dalam Dzat.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, katakan kepada sahabatmu dan
pencintamu, siapa di antara kalian yang menginginkan kedekatan
dengan-Ku, maka hendaklah ia memilih kefakiran, lalu kefakiran dari
kefakiran. Bila kefakiran itu telah sempurna, maka tak ada lagi apapun
selain Aku.”
Lalu
Dia Berkata : “Wahai wali agung, berbahagialah jika engkau mengasihi
makhluk-makhluk-Ku, dan beruntunglah jika engkau memaaafkan
makhluk-makhluk-Ku.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, katakan kepada pencintamu dan
sahabatmu, ambillah manfaat dari do’a kaum fakir, karena mereka
bersama-Ku dan Aku Bersama mereka.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Aku Bersama segala sesuatu,
Tempat Tinggalnya, Pengawasnya, dan kepada-Ku tempat kembalinya.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, jangan peduli pada surga dan
apa yang ada di sana, maka engkau akan melihat Aku tanpa perantara. Dan
jangan peduli pada neraka serta apa yang ada di sana, maka engkau akan
melihat Aku tanpa perantara.”16
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, para penghuni surga
disibukkan oleh surga, dan para penghuni neraka disibukkan oleh-Ku.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, sebagian penghuni surga
berlindung dari kenikmatan, sebagaimana penghuni neraka berlindung dari
jilatan api.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, barangsiapa disibukkan dengan
selain Aku, maka temannya adalah sabuk [tanda kekafiran] pada hari
kiamat.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, orang-orang yang dekat
mencari pertolongan dari kedekatan, sebagaimana orang-orang yang jauh
mencari pertolongan dari kejauhan.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, sesungguhnya Aku Memiliki
hamba-hamba yang bukan nabi maupun rasul, yang kedudukan mereka tidak
diketahui oleh siapapun dari penghuni dunia maupun penghuni akhirat,
dari penghuni surga ataupun neraka, tidak juga malaikat Malik ataupun
Ridwan, dan Aku Tidak Menjadikan mereka untuk surga maupun untuk neraka,
tidak untuk pahala ataupun siksa, tidak untuk bidadari, istana maupun
pelayan-pelayan mudanya. Maka beruntunglah orang yang mempercayai mereka
meski belum mengenal mereka.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, engkau adalah salah satu dari
mereka. Dan di antara tanda-tanda mereka di dunia adalah tubuh-tubuh
mereka terbakar karena sedikitnya makan dan minum; nafsu mereka telah
hangus dari syahwat, hati mereka telah hangus dari pikiran dan perasaan
buruk, ruh-ruh mereka juga telah hangus dari pandangan yang melalaikan.
Mereka adalah pemilik keabadian yang terbakar oleh cahaya perjumpaan
[dengan Tuhan].”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, bila seseorang yang haus
datang kepadamu di hari yang amat panas, sedangkan engkau memiliki air
dingin dan engkau sedang tidak membutuhkan air, jika engkau menahan air
itu baginya, maka engkau adalah orang yang paling kikir. Bagaimana Aku
Menolak mereka dari rahmat-Ku padahal Aku Telah Menetapkan atas Diri-Ku,
bahwa Aku Paling Pengasih di antara yang mengasihi.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, tak seorang pun dari ahli
maksiat yang jauh dari-Ku, dan tak seorangpun dari ahli ketaatan yang
dekat dari-Ku.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, bila seseorang dekat
kepada-Ku, maka ia adalah dari kalangan maksiat, karena ia merasa
memiliki kekurangan dan penyesalan.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, merasa memiliki kekurangan
merupakan sumber cahaya, dan mengagumi cahaya diri sendiri merupakan
sumber kegelapan.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, ahli maksiat akan tertutupi
oleh kemaksiatannya, dan ahli taat akan tertutupi oleh ketaatannya. Dan
Aku Memiliki hamba-hamba selain mereka, yang tidak ditimpa kesedihan
maksiat dan keresahan ketaatan.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, sampaikan kabar gembira
kepada para pendosa tentang adanya keutamaan dan kemurahan, dan
sampaikan berita kepada para pengagum diri sendiri tentang adanya
keadilan dan pembalasan.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, ahli ketaatan selalu
mengingat kenikmatan, dan ahli maksiat selalu mengingat Yang Maha
Pengasih.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Aku Dekat dengan pelaku
maksiat setelah ia berhenti dari kemaksiatannya, dan Aku Jauh dari orang
yang taat setelah ia berhenti dari ketaatannya.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Aku Menciptakan orang awam
namun mereka tidak mampu memandang cahaya kebesaran-Ku, maka Aku
Meletakkan tirai kegelapan di antara Diri-Ku dan mereka. Dan Aku
Menciptakan orang-orang khusus namun mereka tidak mampu mendekati-Ku dan
mereka sebagai tirai penghalang.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, katakan kepada para
sahabatmu, siapa di antara mereka yang ingin sampai kepada-Ku, maka ia
harus keluar dari segala sesuatu selain Aku.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, keluarlah dari batas dunia,
maka engkau akan sampai ke akhirat. Dan keluarlah dari batas akhirat,
maka engkau akan sampai kepada-Ku.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, keluarlah engkau dari raga
dan jiwamu, lalu keluarlah dari hati dan ruhmu, lalu keluarlah dari
hukum dan perintah, maka engkau akan sampai kepada-Ku.”
Maka
aku bertanya : “Wahai Tuhanku, shalat sepert apa yang paling dekat
dengan-Mu ?.” Dia Berkata : “Shalat yang di dalamnya tiada apapun
kecuali Aku, dan orang yang melakukannya lenyap dari shalatnya dan
tenggelam karenanya.”1
Lalu
aku berkata : “Wahai Tuhanku, puasa seperti apa yang paling utama di
sisi-Mu ?.” Dia Berkata : “Puasa yang di dalamnya tiada apa pun selain
Aku, dan orang yang melakukannya lenyap darinya.”
Lalu
aku berkata : “Wahai Tuhanku, amal apa yang paling utama di sisi-Mu ?.”
Dia Berkata : “Amal yang di dalamnya tiada apa pun selain Aku, baik itu
[harapan] surga ataupun [ketakutan] neraka, dan pelakunya lenyap
darinya.”
Lalu
aku berkata : “Wahai Tuhanku, tangisan seperti apa yang paling utama di
sisi-Mu ?.” Dia Berkata : “Tangisan orang-orang yang tertawa.” Lalu aku
berkata : “Wahai Tuhanku, tertawa seperti apa yang paling utama di
sisi-Mu ?.” Dia Berkata : “Tertawanya orang-orang yang menangis karena
bertobat.” Lalu aku berkata : “Wahai Tuhanku, tobat seperti apa yang
paling utama di sisi-Mu ?.” Dia Menjawab : “Tobatnya orang-orang yang
suci.” Lalu aku bertanya : “Wahai Tuhanku, kesucian seperti apa yang
paling utama di sisi-Mu ?.” Dia Menjawab : “Kesucian orang-orang yang
bertobat.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, pencari ilmu di mata-Ku tidak
mempunyai jalan kecuali setelah ia mengakui kebodohannya, karena jika
ia tidak melepaskan ilmu yang ada padanya, ia akan menjadi setan.”
Berkatalah
sang wali agung : “Aku bertemu Tuhanku SWT dan aku bertanya kepada-Nya,
‘Wahai Tuhan, apa makna kerinduan [‘isyq] ?’, Dia Menjawab : ‘Wahai
wali agung, [artinya] engkau mesti merindukan-Ku dan mengosongkan hatimu
dari selain Aku.’” Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, jika
engkau mengerti bentuk kerinduan maka engkau harus lenyap dari
kerinduan, karena ia merupakan penghalang antara si perindu dan yang
dirindukan.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, bila engkau berniat melakukan
tobat, maka pertama kali engkau harus bertobat dari nafsu, lalu
mengeluarkan pikiran dan perasaan buruk dari hati dengan mengusir
kegelisahan dosa, maka engkau akan sampai kepada-Ku. Dan hendaknya engkau bersabar, karena bila tidak bersabar berarti engkau hanya bermain-main belaka.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, bila engkau ingin memasuki
wilayah-Ku, maka hendaknya engkau tidak berpaling kepada alam mulk, alam
malakut, maupun alam jabarut. Karena alam mulk adalah setannya orang
berilmu, dan malakut adalah setannya ahli makrifat, dan jabarut adalah
setannya orang yang sadar. Siapa yang puas dengan salah satu dari
ketiganya, maka ia akan terusir dari sisi-Ku.”
Dan
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, perjuangan spiritual
[mujahadah] adalah salah satu lautan di samudera penyaksian [musyahadah]
dan tela dipilih oleh orang-orang yang sadar. Barangsiapa hendak masuk
ke samudera musyahadah, maka ia harus memilih mujahadah, karena
mujahadah merupakan benih dari musyahadah dan musyahadah tanpa mujahadah
adalah mustahil. Barangsiapa telah memilih mujahadah, maka ia akan
mengalami musyahadah, dikehendaki atau tidak dikehendaki.”
Dan
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, para pencari jalan spiritual
tidak dapat berjalan tanpa mujahadah, sebagaimana mereka tak dapat
melakukannya tanpa Aku.”
Dan
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, sesungguhnya hamba yang
paling Ku Cintai adalah hamba yang mempunyai ayah dan anak tetapi
hatinya kosong dari keduanya. Jika ayahnya meninggal, ia tidak sedih
karenanya, dan jika anaknya pun meninggal, ia pun tidak gundah
karenanya. Jika seorang hamba telah mencapai tingkat seperti ini, maka
di sisi-Ku tanpa ayah dan tanpa anak, dan tak ada bandingan baginya.”
Dan
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, siapa yang tidak merasakan
lenyapnya seorang ayah karena kecintaan kepada-Ku dan lenyapnya seorang
anak karena kecintaan kepada-Ku, maka ia tak akan merasakan lezatnya
Kesendirian dan Ketunggalan.”
Dia
juga Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, bila engkau ingin
memandang-Ku di setiap tempat, maka engkau harus memilih hati resah yang
kosong dari selain Aku.” Lalu aku bertanya : “Tuhanku, apa ilmunya ilmu
itu ?.” Dia Menjawab : “Ilmunya ilmu adalah ketidaktahuan akan ilmu.”
Dan
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, berbahagialah seorang hamba
yang hatinya condong kepada mujahadah, dan celakalah bagi hamba yang
hatinya condong kepada syahwat.”
Lalu
aku bertanya kepada Tuhanku SWT tentang mi’raj. Dia Berkata : “Mi’raj
adalah naik meninggalkan segala sesuatu kecuali Aku, dan kesempurnaan
mi’raj adalah pandangan tidak berpaling dan tidak pula melampauinya [ QS
53 : 17].” Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, tidak ada
shalat bagi orang yang tidak melakukan mi’raj kepada-Ku.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, orang yang kehilangan shalatnya adalah orang yang tidak mi’raj kepada-Ku.”@@@
Komentar
Posting Komentar